Bridgers, pernah nggak sih kepikiran kenapa restoran cepat saji top di dunia kayak McDonald’s bisa punya menu yang beda-beda di tiap negara?
Di Indonesia ada Ayam McD Rasa Rendang, tapi di Jepang ada McTeriyaki, dan di Belanda malah ada McKroket. Kok bisa ya satu brand makanan global punya strategi makanan yang beda?
Nah, jawabannya bisa banget kamu temui di dua jurusan yang lagi hits, yaitu Data Science dan Business Analytics! Yuk, kenalan lebih jauh sama dua jurusan yang kelihatannya mirip tapi punya fokus yang berbeda ini!
Di Antara Data Science & Business Analytics, Siapa yang Ahli Olah Data?

Bayangin deh kamu jadi sosok yang mencari, mengumpulkan, menyimpan, hingga menerjemahkan data mentah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan meaningful buat perusahaan. Nah, itu dia kerjanya orang Data Science!
Contoh simpelnya ketika tim Data Science di McDonald’s mengumpulkan data penjualan dari setiap cabang di Indonesia dan bisa tahu kira-kira menu apa saja sih yang paling laku? Makanan apa yang kurang diminati? Dan menu apa yang bikin profit tinggi? Semua data ini bisa bantu perusahaan ambil keputusan strategis kedepannya.
Sebagai calon mahasiswa Data Science, kamu bakal belajar cara mengolah data dan mengubahnya jadi insight yang bisa bantu perusahaan berkembang. Kamu bakal sering bertemu Excel, SQL, data visualization tools, hingga coding Python atau R.
Bidang ini cocok buat kamu yang suka angka, logical, kreatif, dan teliti. Prospek kariernya sekarang juga lagi naik daun banget karena hampir seluruh industri butuh orang yang bisa membaca dan memahami data, mulai dari Google, Nike, hingga Allianz.
Jadi, nggak kaget lagi ya Bridgers kalau gaji rata-rata di profesi ini bisa tembus sampai USD 120,000 per tahun.
Jurusan Mana yang Business-Oriented, Data Science atau Business Analytics?

Jika Data Science fokusnya di pengolahan data dari sisi technical-nya, Business Analytics lebih fokus pada cara memanfaatkan data tersebut untuk membantu perusahaan ambil keputusan strategis yang tepat. Intinya, kamu bakal jadi penengah antara sisi teknologi dan bisnis.
Contoh lanjutan dari cerita McDonald’s sebelumnya, saat ke McDonald’s pasti pernah lihat menu Ayam McD Rasa Rendang atau Bubur Ayam McD, kan? Nah, menu ini ternyata nggak muncul gitu aja lho!
Tim Business Analyst lah yang melihat data penjualan dan tren makanan di Indonesia yang sudah dikumpulkan oleh tim Data Analyst sebelumnya. Hingga akhirnya, mereka menemukan insight kalau orang Indonesia suka banget makanan berbumbu pedas & sering menjadikan menu bubur ayam untuk sarapan.
Dari sini, tim Business Analyst memberikan rekomendasi pada perusahaan untuk menciptakan menu varian lokal biar sesuai dengan demand & selera di wilayah Indonesia.
Makanya penting banget buat future Business Analyst untuk mengasah skill komunikasi, strategic thinking, dan memahami tren pasar.
Karier ini juga menjanjikan banget lho. Mulai dari perusahaan top dunia seperti Unilever, Microsoft, hingga MasterCard, semuanya butuh Business Analyst. Posisi ini juga menawarkan gaji yang bisa tembus USD 135,000 per tahun.
Masih Bingung Pilih yang Mana? Yuk Cobain MyFuture Psychotest!
Dua-duanya pilihan keren dan lagi banyak dicari oleh perusahaan ya Bridgers! Sekarang tinggal kamu yang memutuskan, kamu lebih pengen jadi tim yang jago mengulik data atau yang jago bikin strategi bisnis?
Nah, jika kamu masih galau pilih jurusan kuliah, yuk ikuti MyFuture Psychotest yang bisa bantu kamu cek IQ, sikap kerja, pengembangan diri, serta rekomendasi jurusan kuliah dan karier (baik yang high-demand di dalam negeri maupun di luar negeri).
Menariknya, kamu juga bisa langsung konsultasi bareng Certified Psychologist lulusan Oxford dan diskusi bareng konsultan pendidikan profesional EduBridge agar pilihan studi & karier lebih terarah.
Yuk, langsung aja daftar MyFuture Psychotest!
